DEPOKPOS – Kesurupan sudah menjadi peristiwa yang tidak asing bagi masyarakat. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi terjadi juga di penjuru dunia. Banyak yang berpendapat terhadap kejadian ini dari berbagai sudut pandang, dua diantaranya yakni menurut teologi islam dan menurut psikologi.
Menurut teologi islam, kesurupan adalah perilaku manusia yang tidak bisa dikendalikan karena individu tersebut dimasuki oleh jin. Jin yang dimaksud dalam hal ini adalah jin jahat.
Kondisi itu menyebabkan seseorang mengalami gangguan saraf hingga lupa ingatan dalam waktu sesaat. Sehingga orang tersebut tidak akan sadar dengan tindakan yang dia lakukan saat kesurupan. Kesurupan sendiri sudah dijelaskan dalam alquran surah Al-Baqarah ayat 275.
Dikutp dari Jurnal Madania yang berjudul “FENOMENA KESURUPAN: STUDI ANALISIS KRITIS DALAM KAJIAN
TEOLOGI DAN PSIKOLOGI ISLAM”, kesurupan disebabkan karena masuknya jin kedalam tubuh manusia dengan tujuan tertentu.
Artinya, jin dapat merasuki manusia karena adanya rasa suka atau senang antara manusia dengan jin seperti rasa saling suka terhadap manusia. Dengan adanya dorongan itu, manusia dan jin tersebut bisa menjalin hubungan seperti persahabatn bahkan ke jenjang pernikahan.
Tapi bisa juga jin masuk kedalam manusia karena adanya rasa benci, marah, dan juga nafsu yang tidak dikontrol dengan baik. Jika dorongan jin masuk kedalam manusia dengan tujuan demikian, jin tersebut dapat melukai manusia.
Sedangkan menurut psikologi, kesurupan adalah gangguan mental pada manusia yang dimana individu tersebut merasakan kalau dia dikendalikan oleh orang lain yang ada dalam dirinya.
Dalam psikologi, kesurupan termasuk dalam gangguan kepribadian yakni Dissociative Identitiy Disorder atau DID. Definisi dari DID sendiri adalah salah satu gangguan mental pada manusia yang dimana memiliki masalah terhadap kepribadiannya.
Dikutip dari buku How Psychology works, orang yang mengalami gangguan ini disebabkan karena ia memiliki kepribadian yang berbeda-beda, seperti cara berbicara, perilakunya, pola fikirnya, dan lainnya. Hal itu menyebabkan individu tersebut merasa dia memiliki karakter lain dalam dirinya.
Akibatnya, individu tersebut tidak bisa mendefinisikan dirinya sendiri. Kesurupan juga bisa disebabkan karena stress yang tidak dikontrol dengan baik dan selalu memendam masalah pada dirinya sendiri.
Jika dilakukan terus-menerus, sewaktu-waktu orang itu bisa mengeluarkan emosinya secara besar dan meledak-ledak, sehingga orang tersebut melampiaskan emosi tersebut dalam bentuk teriakan, tangisan, maupun perilaku fisik.
Farah Putri Dandi
Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka, Prodi Psikologi.










