Mengapa Kita Diajarkan Menghafal, Bukan Memahami?

Hafalan sering jadi fokus utama, padahal pemahaman jauh lebih penting.

DEPOKPOSPendidikan di Indonesia ini masih banyak di beberapa daerah menggunakan metode menghafal. dibandingkan memahami, misalnya di pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial biasanya anak diajarkan untuk menghafal tentang apa yang terjadi, padahal itu tidak menjamin anak jadi tau.

Dikarenakan tidak semua anak dapat memahami dengan cara menghafal, dan banyak anak yang mudah lupa tentang materi yang diajarkan dengan cara menghafal, waktu menghafal otak kita dipaksakan untuk menyimpan informasi  secara singkat.

Sedangkan jika anak diajak untuk memahami materi, maka memori anak tentang materi yang dipelajari akan lebih kuat dan bertahan lama karena terhubung dengan logika dan pengalaman.

Alasannya dimana di kurikulum sekarang ini banyak yang lebih mengutamakan nilai dan lulus dengan cepat, tanpa memikirkan anak itu sudah paham atau belum, Dimana itu membuat para guru akhirnya terpaksa untuk mengejar materi, kadang yang membuat pembelajaran cuma menjadi satu arah yaitu menggunakan metode ceramah, yang membuat siswa hanya menjadi pendengar yang pasif.

Dengan metode ceramah, kadang membuat siswa menjadi takut salah dan malu bertanya padahal jika bertanya itu membuat siswa menjadi paham. Jika didalam kelas guru membangun suasana yang membuat anak nyaman untuk berdiskusi ataupun bertanya, maka siswa merasa dihargai dan didengar.

Memahami bukan hanya tahu “apa” tetapi juga “mengapa”. Ini jarang sekali ada di dalam sistem pendidikan dikarenakan masih terjebak dalam penghafalan.

Jika pendidikan ingin membentuk generasi yang kritis, kreatif, maupun dapat memecahkan masalah, maka pendekatan pembelajaran harus berubah dari yang tadinya menghafal menjadi pemahaman yang bermakna.

Dalam pendidikan juga harus mendorong anak untuk berfikir bukan hanya dalam menjawab soal dan menghafal, tetapi juga anak diajak untuk menganalisis seperti guru memberikan penjelasan misalnya tentang mengapa penjajahan itu bisa terjadi, apa dampaknya, dan masih banyak lainnya. Dan dalam pembelajaran guru juga harus bisa memancing anak untuk bertanya, mencobanya.

Dea Syahwal Ainunnisa Suhendi