Multilingual vs Monolingual: Mana yang Lebih Mendukung Perkembangan Bahasa Anak?

DEPOKPOS – Bahasa merupakan jembatan awal bagi anak untuk memahami dunia di sekitarnya. Melalui bahasa, mereka belajar berbicara, mengenali lingkungan, dan mengekspresikan perasaan. Dalam kehidupan modern yang semakin terhubung, anak-anak bisa tumbuh di lingkungan berbahasa tunggal (monolingual) atau lingkungan yang menggunakan beberapa bahasa (multilingual). Tapi, di antara keduanya, mana yang lebih mendukung perkembangan bahasa anak?

Lingkungan monolingual sering dianggap memberikan kestabilan dalam hal pembelajaran bahasa. Anak-anak yang hanya terpapar satu bahasa biasanya lebih cepat dalam menguasai bahasa tersebut karena tidak perlu membagi perhatian ke sistem bahasa lain. Hal ini tentu menguntungkan terutama di masa awal perkembangan, saat mereka sedang menyerap kosakata, tata bahasa, dan cara pengucapan. Namun, keterbatasan pada satu bahasa bisa menjadi hambatan ketika anak mulai berinteraksi dalam masyarakat yang lebih majemuk.

Di sisi lain, anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan multilingual terbiasa mendengar dan menggunakan beberapa bahasa dalam keseharian mereka. Paparan ini memperkaya kemampuan bahasa mereka dan melatih otak untuk berpikir lebih fleksibel. Berbagai riset menunjukkan bahwa anak yang bilingual atau multilingual cenderung memiliki kemampuan analisis yang lebih tajam, lebih peka terhadap struktur bahasa (metabahasa), dan lebih cepat beradaptasi. Meskipun di awal mereka mungkin terlihat lambat dalam satu bahasa tertentu, dalam jangka panjang mereka unggul dalam memahami konteks dan makna komunikasi.

Meski begitu, lingkungan multilingual tetap memiliki tantangannya. Jika tidak diarahkan dengan baik, anak bisa bingung membedakan bahasa atau mencampuradukkan tata bahasa yang berbeda. Oleh karena itu, peran orang tua dan pendidik sangat krusial dalam membantu anak menggunakan setiap bahasa dengan tepat sesuai konteksnya.

Jadi, apakah harus memilih antara lingkungan monolingual atau multilingual? Sebenarnya, bukan soal memilih yang satu dan meninggalkan yang lain. Kuncinya adalah menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan bahasa anak secara sehat dan seimbang. Lingkungan monolingual bisa memperkuat keterikatan anak pada bahasa ibu, sementara multilingual memberi peluang luas untuk menjalin relasi global dan memahami keragaman budaya.

Yang paling penting adalah memberi anak kesempatan untuk berkembang sesuai ritmenya, tanpa tekanan berlebihan. Karena, bahasa bukan sekadar alat komunikasi tetapi juga sarana anak untuk mengenali diri dan dunia di sekitarnya. Lingkungan yang merangsang pertumbuhan bahasa secara menyeluruh akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang terbuka, percaya diri, dan siap menghadapi dunia yang penuh warna.

Azalia Davina